بسم الله الرحمن الرحيم
Assalamu'alaykum Warahmatullah Wabarakatuh..
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Tak
terasa sudah satu tahun aku memendam rasa ini untukmu, rasa yang ingin
segera ku selesaikan tanpa harus mengorbankan perasaanmu maupun
perasaanku,,
Seperti yang engkau
tau, aku selalu menjauh darimu dan aku berusaha tak acuh padamu.. Saat
didepanmu aku selalu berusaha berlaku normal meski itu sulit.. itulah
karena ada cinta di hatiku
Tahukah engkau wahai yang mampu melumpuhkan hatiku...
Entah
mengapa aku dengan mudah berkata "cinta" ku pada mu dengan orang lain
sedang denganmu aku tak bisa sejujur itu walau ku tau engkau pun tau
persis bagaimana perasaanku..
Dan
aku merasa beruntung untuk tidak pernah berkata bahwa "aku mencintaimu"
meski aku terasa amat sakit saat mengetahui bahwa aku bukanlah mereka
yang engkau cintai walaupun itu hanya sebagian dari prasangkaku...
Jika
boleh aku beralasan mungkin aku hanya takut engkau menjadi "Ilahi"
bagiku, karena itu aku mencoba untuk mengurung rasa itu jauh ke dalam,
mendorong lagi dan lagi hingga yang terjadi adalah lonjakan yang membuat
rasa ini semakin kuat dan aku tak mengerti hal ini...
Sakit hatiku memang saat
prasangkaku berbicara bahwa engkau mencintai dia dan tak ada aku dalam
kamus cintamu.. Sakit memang, sakit terasa dan begitu amat perih.. Namun
1000 kali rasa itu labih baik saat aku mengerti bahwa senyummu adalah
sesuatu yang berarti bagiku... Ketentramanmu adalah buah cinta yang amat
teramat mendekap hatiku, dan aku mengerti bahwa aku harus mengalah...
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Andai
aku boleh berdo'a kepada Allah,, mungkin aku ingin meminta agar Dia
membalikkan sang waktu agar aku mampu mengedit saat-saat pertemuan itu
hingga tak ada tatapan pertama itu yang membuat hati ini terus
mengingatmu. Andai aku buta, tentu itu lebih baik daripada aku harus
lumpuh seperti ini... Namun semua sudah terjadi, tatapan pertama setahun
yang lalu adalah takdir hingga aku terus mencintaimu hingga saat ini.
Banyak lembaran buku yang telah
aku telusuri, banyak teman yang tlah kumintai pendapat. Sebahagian
mendorongku untuk mengakhiri segala prasangka tentangmu tentang dia
karena sebahagian prasangka adalah suatu kesalahan, mereka memintaku
untuk menutup semua perasaanku terhadapmu. Namun di titik yang lain ada
dorongan yang begitu kuat untuk tetap menahan rasa yang terlalu awal
yang telah tertancap dihati ini dan membukanya saat waktu yang indah
yang telah ditentukan itu... Andai itu bukan mimpi..
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Mungkin
saat ini hatiku milikmu, namun tak akan ku berikan sedetik pun
saat-saat ini karena aku telah bertekad dalam diriku bahwa saat-saat
indahku hanya akan ku berikan kepada SUAMI ku kelak,
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Tolong bantu aku untuk meraih SUAMI ku kelak bila dia bukan dirimu...
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Aku yang tidak mengerti diriku...
Ingin
ku meminta padamu sudikah engkau menungguku hingga aku telah pantas
untuk menjadi pendampingmu.. Namun wahai engkau yang telah melumpuhkan
hatiku, kadang aku berpikir semua pasti berlalu dan aku merasa saat-saat
ini pun akan segera berlalu, tetapi ada ketakutan dalam diriku bila aku
melupakanmu... Aku takut aku tak akan pernah lagi menemukan dirimu
dalam diri mereka-mereka yang lain...
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku..
Izinkah
aku untuk menutup catatan kecilku ini dan biarkan waktu berbicara
tentang takdir antara kita. Mungkin nanti saat dimana mungkin engkau
telah menimang cucu-cucumu dan aku juga demikian, mungkin kita akan
saling tersenyum bersama saat mengingat kisah kita yang tragis ini, atau
mungkin saat kita ditakdirkan untuk merajut jalan menuju keindahan
sebahagian dari iman, kita akan tersenyum bersama betapa akhirnya kita
berbuka setelah menahan perih rindu yang begitu mengguncang...
Wahai engkau yang telah melumpuhkan hatiku...
Aku
meminta kepada Allah akhir yang terbaik terhadap kisah kita, Semoga
iman yang tipis ini mampu bertahan, dan semoga Allah tetap menetapkan
malu ini pada tempatnya...
Wahai engkau yang sekarang kucintai,,
Maafkan aku yang tlah lancang mencintaimu,,,
Maafkan aku jika rasa ini mengganggumu..
Aku bukanlah apa-apa kecuali ALLAH dihatiku..
Dan kau hadir menguatkan cinta ini..
Rasa syukur slalu ku panjatkan,
Tak pernah sedikitpun aku menyesal mengenal dan memendam rasa ini untukmu...
Sungguh aku tak berharap kau membalasku dengan rasa yang sama,,
Karena kenangan dan perubahan yang kau bawa itu lebih dari cukup..
Aku... Sejuta kali lebih baik dari aku yang sebelum mengenalmu...
Terimakasih,,, Untukmu yang tlah cukup lama mengisi dan bersemayam dihati ini,,,
Hingga saat ini kau tetap ku jaga disini,, dihatiku...
Karena aku bahagia memberi dan mencintaimu..
Semoga hal yang terjadi ini bukanlah sebuah DOSA....
Wassalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar