Siapa yang tekenal Dahlan Iskan? Menteri BUMN sekaligus CEO Jawa Pos ini kerap menyedot perhatian publik dengan aksi-aksinya yang terbilang ‘nyentrik’. Tentu masih hangat di ingatan kala Dahlan Iskan geram dan membuka sendiri pintu tol dalam kota yang masih ditutup, atau saat beliau diam-diam ikut berdesak-desakan dalam KRL, atau juga saat beliau memilih untuk menginap di rumah seorang petani dengan hanya beralaskan tikar. Penampilannya yang bersahaja—kemeja putih, celana bahan serta sepatu kets yang menjadi ciri khasnya—Nampak kontras dengan pejabat-pejabat tinggi di negeri ini.
Sepatu Dahlan merupakan buku pertama dari rangkaian trilogi
Novel Inspirasi Dahlan Iskan karya Khrisna Pabichara. Novel ini menceritakan
kisah hidup Dahlan kecil yang penuh semangat dalam mengejar impian-impiannya
meski berteman akrab dengan kemiskinan. Impiannya sangat sederhana: sepatu dan
sepeda. Mungkin bagi sebagian orang impian tersebut remeh, namun bagi Dahlan
kecil yang kerap melingkarkan sarung untuk menahan rasa lapar, kedua impian
tersebut sangatlah mewah. Ia sering membayangkan betapa nikmatnya bila ia
memiliki sepatu dan sepeda: tak perlu ia pergi terlalu pagi untuk mencapai
sekolah yang jaraknya berkilo-kilo, tak perlu ia merasakan panasnya sengatan
aspal di siang hari, tak perlu juga ia merasakan perihnya luka-luka lecet di
telapak kakinya.
Rupanya bukan hanya kemiskinan dan kelaparan yang mesti
dihadapi Dahlan kecil, ada yang lebih memilukan lagi dari itu semua:
kehilangan. Di usianya yang masih belia, Dahlan harus kehilangan ibunya—sosok
yang selama ini selalu memberikan kehangatan di rumahnya yang sederhana. Saat
ditinggal ibunya, kini Dahlan juga harus mengurusi adiknya yang masih kecil:
Zein. Hal ini ia emban karena ayahnya bekerja serabutan dan kerap keluar
kampung, sementara kedua kakak perempuannya tinggal di luar kota.
Buku ini juga hadir bukan untuk mengelu-elukan sosok Dahlan.
Dahlan kecil juga digambarkan bukan tanpa cela. Diceritakan bagaimana Dahlan
kecil terpaksa mencuri tebu untuk menebus rasa lapar. Bagaimana Dahlan kecil
juga sempat berniat mencuri uang simpanan ayahnya untuk membeli sepatu. Atau
Dahlan yang terampil di kelas, organisasi dan lapangan volie justru ciut dan
kikuk di hadapan Aisha—gadis pujaan hatinya.
Penulis juga dengan apik menggambarkan persahabatan Dahlan
dengan sahabat-sahabatnya: Kodir, Imran, Komariyah, Maryanti dan Arif. Jalinan
persahabatan yang penuh kasih tanpa memandang latar sosial masing-masing.
Persahabatan yang memberi gairah serta semangat tersendiri bagi Dahlan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar