Teruntuk calon suamiku dimanapun engkau berada
بسم الله الرحمن الرحيم
Apa kabar Wahai calon suamiku?...
Semoga ALLAH sentiasa merahmati dan memberkati dirimu yang tidak pernah
kutemui, namun doaku tidak pernah putus mengiringi setiap langkahmu
demi meraih keridhaanNya
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang solehah,"
Alhamdulillah, itulah anjuran Islam melalui Rasulullah SAW yang kita
cintai. "Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu dan juga
rumah tangga muslim yang bakal dibina saat menikah nanti".
Wahai calon suamiku,
Jika harta yang engkau idamkan, maka ketahuilah diriku bukanlah orang
yang berada. Tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab-kabul
kita nanti. Tiada harta sebagai jaminan bahwa engkau akan menikmati
sedikit kesenangan apabila ijab-kabul telah dilafazkan.
Jika keturunan yang engkau dambakan, ketahuilah bahwa aku hanyalah
manusia biasa dari keluarga yang biasa pula. Namun apa yang pasti. Aku
adalah keturunan yang mulia, ayahanda adalah Nabi Adam as dan bunda
Siti Hawa as, sama seperti mu.
Kecantikan, itulah pandangan pertama setiap insan. Malah aku meyakini
bahwa engkau juga tidak terlepas seperti manusia yang lainnya.
Ketahuilah wahai calon suamiku, jika kecantikan itu yang engkau
inginkan dari diriku, maka engkau telah salah langkah.
Tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang dapat kupertontonkan
padamu. Telah aku hijabkan (baca; jilbab) kecantikan diriku ini dengan
amalan ketaatan kepada tuntutan agama yang kucintai. Engkau hanya akan
sia-sia jika hanya menginginkan kecantikan lahiriah semata.
Dan aku tidak dapat menjanjikan, bahwa aku mampu membahagiakan
rumahtangga kita nantinya, karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku
untuk menegakkan dakwah islam ini, dan aku merelakan diri ini menjadi
penolongmu untuk membangunkan sebuah markaz dakwah dan tarbiyah
islamiyah ke arah jihad hambaNya kepada Penciptanya yang agung, ALLAHU
RABBI.
Mencari ilmu agama secara bersama, marilah kita jadikan pernikahan ini
sebagai risalah demi meneruskan perjuangan Islam. Aku masih kekurangan
ilmu agama, tetapi berbekal ilmu agama yang ada ini, aku ingin menjadi
isteri yang sentiasa mendapat keridhaan dari ALLAH dan suamiku.
Hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk rumah tangga muslim
antara aku, engkau dan anak-anak kita nantinya untuk dibina dan
diberikan pendidikan dengan ketaatan kepada ALLAH SWT. Aku pun hanya
akan bercita-cita untuk bisa bergelar pendamping solehah bagi sang
suami, seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW.
Calon Suamiku yang dirahmati ALLAH
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena ALLAH
telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang
lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka". (QS. An Nisaa: 34).
Aku yakin bahawa engkau adalah pemimpin untuk diriku dan anak-anakku
sebagai pewaris dakwah Islam. Maka, jadikanlah pernikahan ini nantinya
sebagai asas pembangunan iman, bukannya untuk memuaskan bisikan syaitan
yang menjadikan ikatan pernikahan sebagai hawa nafsu semata.
Semoga diriku dan dirimu sentiasa didampingi rahmat dan keridhaan-NYA.
Lakukanlah tanggungjawabmu itu dengan nilai kesabaran, dan ketabahan.
Semoga kita akan menjadi salah satu daripada jamaah menuju ke syurga,
insya ALLAH.
Ketahuilah wahai calon suamiku, bahwa aku tidak pernah mendambakan mas
khawin yang hanya akan menyebabkan hatiku buta dalam menilai arti kita
dipertemukan ALLAH atas dasar agama.
Cukuplah seandainya, maharku adalah sebuah qalam mulia, Al-Quran,
karena aku meyakini qalam itu mampu memimpin rumahtangga kita untuk
meraih keridhaan-NYA bukan kekayaan dunia yang bersifat hanya
sementara.
Bantulah aku dalam memperjuangkan dakwah ALLAH ini melalui pernikahan,
karena ia adalah tempat untuk aku menyempurnakan separuh daripada
agamaku, insya ALLAH. Akhlakmu yang terdidik indah oleh ibu bapa dan
orang sekelilingmu, itulah yang aku harapkan daripada harta duniawi
yang ingin kau sediakan untukku.
Wahai calon suamiku,
Lihatlah rumahtangga Rasulullah SAW, terkadang sebulan pernah dapurnya
tidak berasap karena tidak ada bahan makanan yang dapat dimasak. Namun,
walau begitu susahnya, rumahtangga Rasulullah SAW tetap menjadi
rumahtangga yang paling bahagia, yang tidak ada bandingnya hingga hari
ini.
Terlalu panjang rasanya aku mencoretkan surat ini. Cukuplah dahulu aku
buat surat ini, Inilah sekilas harapan yang ku ukirkan dalam rangkaian
kata.
Seperti kata orang tidak semua yang di rasakan dapat di tuang dalam kata-kata, itulah yang kini ku hadapi.
Kelak ,saat kita tengah bersama,maka di situlah kau akan memahami
diriku,sama halnya diriku yang akan terus belajar memahamimu... dan
andai diizinkan aku akan kembali menitipkankan lagi kiriman bertintakan
hati ini. Akhirnya, aku mohon maaf, duhai calon suamiku,,,biarlah
rindu ini ditumpahkan dalam tinta daripada jemu tatkala kita
disatukan.......
Ya Allah....
Sesungguhnya hamba lemah tanpa Petunjuk-MU,
Hamba buta tanpa bimbingan-MU,
Hamba cacat tanpa Hidayah-MU,
Hamba Hina tanpa Rahmat-MU,
Ya Allah....
Kuatkan Hati dan semangat Hamba,
Tabahkan Hamba menghadapi segala Cobaan-MU,
Jadikanlah hamba kelak,sebagai Istri yang di senangi Suami,
Bukakanlah hati hamba untuk menghayati Agama-MU,
Bimbinglah hamba agar menjadi Istri yang sholehah...
Hanya pada-MU Ya Allah...
Hamba mohonkan segala harapan,
Aamiin Ya Rabbal'alaamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar