Kusadar, sebuah kesalahan dapat menjauhkan kita dari orang-orang yang kita sayangi. Namun saudariku, kuyakin engkau sadar dan tau bahwa ukhuwah ini, merupakan anugrah dari Allah. Walaupun seluruh harta yang ada di bumi ini dijual, takkan mampu mempersatukan hati ini.
Hanya Allah yang dapat menyatukan hati
ini.Saudariku yang kusayangi karena Allah, kini kuteringat sebuah hadits
yang isinya, “Tidaklah dua orang saling mencintai, kemudian berpisah
(berselisih), melainkan karena perbuatan dosa yang dilakukan oleh salah
seorang dari mereka.” hadits Hasan yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban
(Mawaarid) dari hadits Abu Hurairah RA.Mungkin ini kondisi yang sedang
kita hadapi saat ini, sebuah perselisihan yang mungkin karena dosa salah
satu diantara kita. Cobalah aku mengintropeksi diri, mungkin
perselisihan ini karena dosa yang kulakukan yang cukup besar di mata
Allah, atau ketaatanku sebagai hamba berkurang, sehingga Allah merampas
rasa cinta engakau padaku, menjadi benci.
Namun saudariku, aku yakin hanya Allah
yang dapat membolak-balikkan hati ini. Jika diri ini salah, jangan
biarkan aku terperangkap dalam kesalahan, saudariku. Tegur aku, kalau
perlu, tampar aku dengan kuat! Agar aku tersadar bahwa yang kulakukan
selama ini salah dan menyakiti hatimu. Sungguh saudariku, tak pernah
terbesit niatan untuk melukai hatimu yang lembut itu. Aku benar-benar
terperangkap dalam bayang kemarahan dan kesedihanmu saudariku. Tak kuasa
jika terus berdiam diri, tanpa senyuman, tanpa canda, tanpa untaian.
Saudariku, jika engkau butuh waktu untuk
menenangkan diri, akan kunanti. Sampai hati-hati ini melembut dan
kembali dipersatukan oleh cintaNya. Demi Allah! Tak rela diri ini, jika
harus melepaskan persaudaraan denganmu, duhai saudariku!
Kini, setiap kutatap bingkisan mungil
yang telah kusiapkan untuk momen istimewamu, yang kubeli sesaat setelah
ujian berakhir, diri ini tak kuasa menitikkan air mata. Kerinduan ini
membuncah! Rancangan yang telah kusiapkan untuk memberikan bingkisan
mungil sederhana itu sebagai salah satu tanda bahwa aku menyangimu,
seolah terhempas. Sungguh, Allah-lah yang Maha Pembuat Rencana.
Kini aku terus menunggu balasan darimu.
Tak kuasa diri ini berjalan dengan sapaan tak berbalas. Disini, kutetap
menanti maafmu saudariku.
Kembali aku teringat perkataan Umar,
“Jika Allah mengaruniakan rasa cinta kepada seorang muslim, maka
peganglah erat-erat rasa cinta itu.”
Agaknya, itu yang sedang kuusahakan, saudariku.
Agaknya, itu yang sedang kuusahakan, saudariku.
Kini, kusadari persaudaraan ini tengah diuji. Dan mungkin, setan tengah tertawa melihat apa yang terjadi di antara kita.
Maka, terimalah maaf ini saudariku. Maaf
dari seseorang yang merindukan persaudaraan denganmu. Yang takkan rela
genggaman ini terlepas. Sungguh saudariku! Andai kau tau betapa aku
mencintaimu.
Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Mengetahui dari godaan setan yang terkutuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar