Diperlukan sebuah langkah nyata untuk mendorong generasi muda agar suka membaca. Langkah itu dimulai sejak usia dini.
Minat baca generasi muda Indonesia sangat rendah. Generasi muda Indonesia lebih ternyata lebih tertarik bermain gadget dibandingkan membaca buku.Demikian dikatakan oleh penggagas gerakan ‘Ayo Membaca Indonesia’, Dedi Sjahrir Panigoro, di arena Islamic Book Fair 2015, JCC, Senayan, Jakarta, Rabu 4 Maret 2015.
"Kemampuan memahami teks anak-anak kelas 2 SD memprihatinkan," kata Dedi. Bahkan, tambah dia, data Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan tingkat minat baca generasi muda Indonesia hanya 0,01 persen dibanding dengan negara-negara lain.
Menurut Dedi, rendahnya tingkat baca ini menyebabkan generasi muda tidak mau memahami persoalan sosial. Sehingga cenderung abai dalam melihat realitas sosial, seperti kemiskinan, kebodohan, dan korupsi.
Oleh sebab itu, diperlukan sebuah langkah nyata untuk mendorong generasi muda agar suka membaca. Langkah itu dimulai sejak usia dini.
“Untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan korupsi, perlu dengan membaca,” ungkap dia.
Dedi bersama beberapa tokoh sosial serta penulis seperti Kingkin Suroso, Elmir Amien, dan Dewi Utama Fayza, mendirikan gerakan ‘Ayo Membaca Indonesia’ untuk menumbuhkan minat baca di kalangan anak usia pelajar.
“Kita bekerjasama dengan Diknas terutama, juga komunitas baca,” tutur Dedi. Melalui gerakan ini, Dedi menerima sumbangan berbagai buku bacaan yang mendidik yang selanjutnya akan disumbangkan ke perpustakaan sekolah dan komunitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar