Translate

Selasa, 03 Februari 2015

Jangan Lukai Jilbab




Saudariku… Islam adalah agama yg menjaga betul kehormatan kaum wanita, khususnya kita sebagai seorang muslimah. Bukan karena muslimah itu lemah, melainkan karena spesialnya ia sehingga harus terlindung dan dilindungi. Muslimah adalah sebaik-baik perhiasan, tentu butuh perlindungan khusus.
Allah telah membuat perlindungan khusus dalam firman-Nya (yg artinya), “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu” (QS. Al-Ahzaab : 59).
Jilbab Masa Kini nan Mini  
Mari kita lihat kenyataan di era masa kini, saudariku. Banyak di antara saudari-saudari kita yg sudah baligh (dewasa) namun belum mau menutup dirinya dengan jilbab syar’i. buka-bukaan aurat, memakai jilbab ala kadarnya, terkadang hanya memakai lembaran kain tipis yg masih menampakkan apa yg ada dibaliknya, bahkan ada yg hanya dibelitkan pada leher-leher mereka. Para saudari kita justru mengikuti tren jilbab gaul, rajin membeli jilbab-jilbab yg up to date, berlomba mengoleksi jilbab artis X, Y, Z, merasa malu saat ketinggalan mode, dan lainnya.
Saudariku.. Apakah tindakan seperti itu yg Allah harapkan dari kita??
Itukah langkah yg benar dalam menjalankan Syari’at-Nya?
Jawabannya tidak, saudariku. Sesungguhnya Allah begitu memuliakan kita.

Mari kita dengar firman Allah yg agung ini ; “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzaab: 59).
Syaikh as-Sa’di rahimahullaah berkata, “Ayat diatas menunjukkan, orang yg tidak mengenakan jilbab akan lebih mudah digoda dan diganggu, karena jika seorang wanita tidak berjilbab, maka orang-orang akan mengira bahwa ia bukanlah wanita ‘afiifaat (wanita yg benar-benar menjaga diri atau kehormatannya). Akhirnya orang yg berpenyakit dalam hatinya muncul hal yg bukan-bukan, lantas mereka pun menyakitinya dan menganggapnya rendah seperti anggapan bahwa para wanita itu budak. Akhirnya orang-orang yg ingin berlaku buruk merendahkannya.”

Wanita adalah Aurat
Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Wanita adalah aurat. Bila ia keluar (rumah) maka ia diintai oleh setan. Padahal keadaan wanita yg paling dekat dengan rahmat Rabb-nya adalah ketika berada di dalam rumahnya” (HR. Tirmidzi).
Ketahuilah saudariku, ketika kita keluar rumah, setan akan menghiasi kita dengan secantik-cantiknya, tak lain adalah untuk memalingkan pandangan laki-laki bukan mahram untuk memandang kita.
Akan tetapi, kita lihat sekarang banyak diantara teman kita justru berlomba mempercantik dirinya dengan apapun yg bias mempesonakan pandangan laki-laki (selain suaminya) yg memandangnya. Laa haula walaa quwwata illaa billaah
Kriteria Jilbab yg Benar
Perhatikanlah salah satu ulama besar kita, Syaikh Nashiruddin al-Albani menerangkan bagaimana kriteria pakaian “perhiasan dunia” itu, yaitu diantaranya :
1.     Menutup seluruh tubuh kecuali yg boleh ditampakkan
Yakni menutup dari ujung kepala hingga ujung kaki kecuali yg boleh ditampakkan: wajah dan telapak tangan. Allah Ta’aalaa  berfirman (artinya), ”katakanlah kepada wanita-wanita beriman, hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan-kemaluan mereka. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yg biasa nampak darinya, dan hendaklah mereka mengulurkan khimar (kerudung) ke dadanya” (QS. An-Nuur: 31).

2.    Bukan bentuk perhiasan
Pakaian tersebut bukan penghias untuk dirinya. Yaitu pakaian yg menarik pandangan laki-laki agar melihatnya yg padanya ditambahkan pernak-pernik, menambah cantik si pemakainya.

3.    Kainnya tebal tidak tipis
Kain yg dikenakan tidak hanya menutupi saja, namun harus tebal, karena kain yg tipis dapat menampakkan bentuk tubuh seorang wanita dan bias menambah godaan bagi yg melihatnya. Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada akhir umatku nanti akan muncul wanita-wanita yg berpakaian namun hakikatnya adalah telanjang…”

4.    Longgar, tidak ketat, dan tidak menampakkan lekuk tubuh
5.    Tidak diberi parfum atau wewangian
Sabda Nabi shallaallaahu ‘alaihi wa sallam, “Allah tidak akan menerima shalat wanita yg keluar menuju masjid sementara bau wewangian tercium darinya hingga ia kembali ke rumah dan mandi”. Nah, baru menuju masjid sudah ada peringatan seperti ini, bagaimana jika ke kampus, mall, dan tempat keramaian lainnya? Tentu keharaan dan dosanya lebih besar lagi.

6.    Tidak menyerupai pakaian laki-laki
Sugguh Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yg menyerupakan dirinya dengan wanita dan wanita yg menyerupakan dirinya dengan laki-laki.

7.    Tidak menyerupai pakaian wanita non-muslim
Meniru dari gaya berpakaian, makanan, hingga gaya hidup yg diadopsi orang-orang barat bias menyeret wanita muslimah lebih tersesat lagi dan serupa dengan mereka. Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yg menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Ahmad).
8.    Bukan pakaian syuhrah (popularitas)
Yaitu bukan pakaian yg mengundang perhatian orang lain untuk memandangannya.
Barangsiapa yg memakai pakaian syuhrah (membuat sensasi_red) di dunia, maka Allah akan memakaikan pakaian (kehinaan) yg serupa kepadanya pada hari Kiamat, kemudian Allah menyulutkan api pada pakaian itu” (HR. Abu Dawud, hasan).
Inilah Pembeda Diri Kita dengan Mereka
Allah Ta`aalaa memerintahkan kepada Rasul-Nya shallaallaahu ‘alaihi wa sallam agar memerintahkan seluruh wanita mukminat supaya mereka mengulurkan jilbabnya. Tujuannya adalah untuk membedakan antara para wanita jahiliyah dan para budak wanita.
Asy-Syaukani rahimahullaah menerangkan, Ayat (yg artinya), ‘Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal.’ Bukanlah yg dimaksud supaya salah satu diantara mereka dikenal, siapa wanita itu. Akan tetapi, yg dimaksudkan adalah supaya mereka dikenal, manakah yg sudah merdeka, manakah yg masih budak. Karena jika mereka mengenakan jilbab, itu berarti mereka mengenakan pakaian orang merdeka.”
Maka jelaslah, apa yg membedakan manakah yg budak dan wanita merdeka. Hal ini menunjukkan bahwa wanita yg tidak berjilbab berarti masih menginginkan status dirinya sebagai budak.
Ancaman Bagi wanita yg Enggan Menutup Aurat dengan Benar
Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam mengancam keras wanita-wanita yg tidak berpakaian dengan pakaian yg benar bahwa ia telah melakukan dosa besar dan tidak akan mencium bau surga.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallaallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Ada 2 golongan penduduk neraka yg belum pernah aku melihatnya. Yang pertama, sekelompok orang yg membawa cambuk sebesar ekor sapi untuk memukuli orang lain. Yang kedua adalah wanita yg berpakaian namun telanjang, berlenggak-lenggok, dan kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak masuk surga, tidak dapat bau surga. Padahal bau surge dapat dicium dengan jarak sekian dan sekian” (HR. Muslim).
Yang dimaksud wanita yg berpakaian namun telanjang adalah ia yg tidak berpakaian sesuai syari’at atau sebagian tubuhnya tidak tertutup, berpakaian tapi kainnya tipis sehingga transparan, dan ketat (melekat pada badan) sehingga membentuk lekuk-lekuk tubuh. Mereka berpakaian namun hakekatnya adalah telanjang.
Mari Kita Renungkan
Saudariku… cukuplah para sahabat wanita sebagai teladan kita dalam menjalankan perintah Allah Ta’aalaa yg agung ini. Sebagaimana yg dikatakan Ibunda ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, “Ketika Allah menurunkan surat an-Nuur (ayat 31), ‘dan hendaklah mereka mengulurkan khimar (kerudung) ke dadanya,’ para laki-laki Anshar pulang untuk membacakan ayat tersebut kepada istri, putri, saudari, serta kerabatnya. Setelah mendengarnya, mereka pun langsung bangkit mengambil kain tirai rumahnya (yg lebar dan tebal), lalu menjadikannya kerudung”.
Inilah bentuk pembenaran dan keimanan mereka terhadap hukum Allah yg diturunkan melalui kitab-Nya. Lalu, bagaimanakah bentuk pembenaran iman kepada Allah versi kita, wahai muslimah? Semoga Allah Ta’aalaa senantiasa memudahkan dan membimbing setiap jengkal langkah kita dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. Aamiin..
Referensi :
1.     Majalah Elfata “Shopaholic”. Edisi 10 Volum 2009. Sukoharjo
2.    Muhammad Abduh Tuasikal. 2012. muslim.or.id/muslimah/jilbab-lebih-menjaga-dirimu.html. “Jilbab Lebih Menjaga Dirimu”
3.    Muhammad Nashiruddin al-Albani. 2010. Kriteria Busana Muslimah. Cetakan ke-1. Pustaka Imam Syafi’i 
4.    Syaikh Bakr Abdullah Abu Zaid. Menjaga Kehormatan Muslimah. Pustaka Daar an-Naba’
5.    Ustadz Aris Munandar. Jilbab Wanita Muslimah (rekaman) menit 1:40-7:35. Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar